Nganjuk, PING– Pemerintah Kabupaten Nganjuk menggelar High Level Meeting dan Rapat Kerja untuk mempersiapkan tantangan ekonomi yang akan terjadi pada bulan Ramadan dan Idul Fitri 2025. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Nur Solekan, di Ruang Rapat Roro Kuning, Selasa (25/2/2025).
Dalam rapat kerja yang dihadiri pula oleh Asisten Pemkab Nganjuk Bidang Perekonomian dan Pembangunan, para Camat dan Kepala OPD, instansi BPS, Bulog, Bank Indonesia (BI) yang tergabung dalam TPID Nganjuk dibahas sejumlah isu penting, termasuk potensi inflasi yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah lonjakan harga beberapa komoditas penting, terutama cabai, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.
Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, menegaskan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah dengan terus meningkatkan pengendalian inflasi. Langkah-langkah konkret pun telah disiapkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali.
Mas Handy menyampaikan bahwa TPID terus berupaya memperkuat sistem holistik maupun sistem logistik guna memastikan ketersediaan dan distribusi barang kebutuhan pokok berjalan lancar. Selain itu, koordinasi antara TPID pusat dan daerah juga semakin diperkuat agar kebijakan pengendalian inflasi dapat dilakukan secara efektif dan terintegrasi.
“Kami terus melakukan langkah-langkah konkret dalam pengendalian inflasi di tingkat kabupaten, sesuai dengan arahan Presiden untuk menjaga inflasi tetap stabil,” ujarnya..
Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam pengendalian inflasi. Intervensi pasar menjadi strategi penting yang diterapkan untuk mengurangi gejolak harga komoditas pangan, terutama beras. Mas Handy menekankan bahwa beras menjadi salah satu komoditas utama yang harus mendapat perhatian khusus dalam upaya stabilisasi harga di pasaran.
Selain itu, langkah penguatan cadangan pangan daerah juga menjadi fokus utama. Pengaturan distribusi serta ketersediaan stok pangan dilakukan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan pokok dengan harga yang wajar.
Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk memperkuat sarana dan prasarana pertanian sebagai langkah antisipatif dalam menjaga ketahanan pangan. Dengan infrastruktur pertanian yang lebih baik, produksi pangan lokal diharapkan dapat meningkat sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan inflasi di tingkat daerah dapat terus terkendali, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Sekda Nur Solekan menambahkan bahwa TPID Kabupaten Nganjuk telah membentuk Sekolah Peduli Inflasi Daerah yang tidak dimiliki oleh TPID kabupaten lain. Program Sekolah Peduli Inflasi Daerah ini memiliki program menanam sayur-mayur seperti cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah yang seringkali mengalami lonjakan harga di saat Bulan Ramadan dan Idul Fitri. “Alhamdulillah kita TPID Nganjuk telah memiliki Sekolah Peduli Inflasi yang memiliki program menanam komoditas seperti cabai, karena cabai biasanya harganya naik saat Bulan Ramadan hingga Idul Fitri,” tuturnya.
Pihaknya juga menyampaikan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, dinas terkait, serta pelaku usaha untuk mengawasi harga dan memastikan pasokan barang tetap stabil menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. “Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan masyarakat Nganjuk dapat merayakan Ramadhan dan Idul Fitri dengan nyaman tanpa terbebani oleh lonjakan harga yang tidak terkendali,” kata Nur Solekan.
Rapat kerja tersebut juga mencakup pembahasan mengenai pengawasan distribusi barang kebutuhan pokok dan langkah-langkah pengendalian harga yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Diharapkan, melalui sinergi dan upaya bersama, inflasi dapat ditekan dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari stabilitas ekonomi selama momen-momen besar tersebut.