Desa Jatirejo dulunya terbagi menjadi dua Desa yaitu, Desa Jati dan Desa Corah. Desa Corah mempunyai satu Dusun yaitu Dusun Drenges sedangkan Desa Jati mempunyai satu Dusun yaitu Dusun Kedungrejo. Pada tahun 1870 Dusun Corah konon ada warga yang mempunyai kebiasaan buruk dan menetap di Dusun tersebut, sehingga masyarakat memberi nama “ Corah “, Dusun Drenges pada waktu itu ada seseorang yang meninggal dunia dan menggenggam daun suruh dan tidak diketahui asal usul orang tersebut.
Maka terjadilah dusun tersebut diberi nama “ Drenges “. Dusun Corah dan Dusun Drenges menjadi satu dengan nama Desa Corah yang dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Pelo sampai meninggal dunia pada tahun 1909. Pada tahun 1909 sampai dengan 1924 dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Tjokro Dikoro. Sedangkan Dusun Jati dan Dusun Kedungrejo pada waktu itu menjadi satu Desa Jati, Dusun Jati pada waktu itu banyak ditumbuhi pohon Jati seiring dengan berjalannya waktu banyak penduduk yang menebang pohon Jati untuk dijadikan rumah, dan untuk menjadikan perkampungan kecil.
Dusun Kedungrejo berbatasan dengan sungai, sungai tersebut sangat dalam dan banyak kedungnya begitu juga warga kedungrejo yang ke sawah Jati juga harus menyeberangi sungai Jati yang juga banyak kedungnya. Maka terjadilah Dusun Kedungrejo . Dusun Jati dan Dusun Kedungrejo menjadi satu Desa Jati yang dipimpin oleh Lurah Sadiman alias Kromodiryo. Dan pada tahun 1925 terjadilah penggabungan 4 Dusun yaitu Dusun Corah, Dusun Kedungrejo, Dusun Jati dan Dusun Drenges yang bernama Desa Jatirejo dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama Tjokro Sentono ( tahun 1925 sampai dengan 1960 ), Djoyo pawiro ( tahun 1960 sampai dengan tahun 1984 ), Sudarmanto ( tahun 1985 sampai dengan 2001 ), Sujoko Wisantomo ( Tahun 2002 sampai dengan 2007 ), Mulyanto ( tahun 2007 sampai dengan saat ini )